MAKALAH ALAT BANTU DAN ALAT UKURMULTIMETER ATAU MULTITESTER
Disusun oleh:
KELOMPOK : AKBARIZ RAHMAD / 36409918
ANGGIT SETIYADI / 30409425
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI DASAR
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
KALIMALANG
2010
BAB 1
DEFINISI ALAT UKUR
A. Multimeter/multitester
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya.ada juga yang menyebut sebagai VOM (Volt/Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amper-meter). Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.
B. Jenis jenis multimeter
1. Multimeter analog
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog.
2. Multimeter digital
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. MULTIMETER MANUAL
Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.
2. MULTIMETER DIGITAL
Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun,sebaiknya menggunakan multimeter analog.
BAB II
FUNGSI ALAT UKUR
Multimeter adalah alat ukur yang terdiri dari gabungan beberapa alat ukur yang dijadikan satu. Multimeter standar biasanya terdiri dari Amperemeter, Voltmeter dan Ohm meter sehingga multimeter sering juga disebut dengan AVO meter.
Fungsi Multimeter :
1. Mengukur tegangan DC/ voltmeter
2. Mengukur tegangan AC/voltmeter
3. Mengukur kuat arus DC/ampermeter
4. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor/ohm meter
Fungsi tambahan :
5. Mengecek hubung-singkat / koneksi
6. Mengecek transistor
7. Mengecek kapasitor elektrolit
8. Mengecek dioda
9. Mengecek induktor
10. Mengukur suhu (type tertentu)
BAB III
DIPERUNTUKKAN
Multimeter sering digunakan dalam pengukuran besaran-besaran listrik . Selain itu alat ini juga atau biasa disebut AVO (ampere, volt, dan ohm) meter yang artinya suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (I) dengan satuan ampere, mengukur tegangan listrik (V) dengan satuan volt, dan untuk mengukur besarnya tahanan listrik () dengan satuan ohm.
Kegunaan multimeter ini selain untuk mengukur besaran-besaran listrik juga sangat berguna untuk mencari dan menemukan gangguan yang terjadi pada semua jenis pesawat atau alat-alat elektronika.
BAB IV
LANGKAH PENGGUNAANNYA
Pembacaan hasil ukur multimeter:
· Pada multimeter digital nilai yang diukur bisa langsung dibaca pada display
· Pada multimeter analog nilai yang diukur diperoleh dari penunjukan jarum pada papan skala lalu dicocokkan dengan batas ukur.
Membaca skala Ohmmeter :
· Skala ohmmeter biasanya terletak pada papan skala paling atas, ciri-cirinya adalah angka 0 berada disebelah kanan dan disebelahnya ada simbol ohm.
· Untuk menentukan nilai resistor yang diukur caranya adalah dengan mengalikan angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk dikalikan dengan batas ukur.
· Contoh : misal jarum menunjuk ke angka 5 dan posisi batas ukur pada X100, maka nilai resistor tersebut adalah 5 X100 = 5.000 ohm atau 5Kohm.
· Pada beberapa multimeter ada yang papan skalanya dibedakan antara skala X1 dan skala X1K.
Membaca Skala Voltmeter-Amperemeter (V-A) :
· Skala V-A biasanya terletak dibawah skala ohmmeter, ciri-cirinya adalah angka 0 berada disebelah kiri dan disebelahnya ada tanda V-A.
· Berbeda dengan ohmmeter, skala V-A biasanya ada lebih dari satu, berdasarkan batas ukur yang ada.
· Contoh: multimeter yang mempunyai batas ukur 0.25, 2.5, 10, 50, 250, dan 1000 maka ada 3 ukuran skala yaitu 10, 50 dan 250.
· Cara pembacaannya adalah langsung menentukan nilai sesuai dengan angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk dengan memperhatikan ukuran skala mana yang dipakai.
· Misal kita menggunakan batas ukur 2.5 maka ukuran skala yang dipakai adalah yang skala 250V lalu angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk dibagi dengan 100. angka 100 diperoleh dari 250V dibagi 2.5
· Contoh : Saat mengukur tegangan batu battery 1.5 V maka batas ukur kita atur pada posisi 2.5V, jadi yang dipakai deretan skala 250. Misalnya jarum menunjuk di posisi 150 berarti tagangan battery adalah 150/100 = 1.5 Volt
v Untuk mengukur tagangan AC langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Pertama-tama harus diingat bahwa apakah yang diukur itu tegangan AC atau
1. Pertama-tama harus diingat bahwa apakah yang diukur itu tegangan AC atau
DC
2. Kita ukur tegangan AC.
3. Harus diingat pula batas ukurnya. Misalnya jaringan listrik PLN 220 Volt.
3. Harus diingat pula batas ukurnya. Misalnya jaringan listrik PLN 220 Volt.
4. Saklar Batas Ukur menunjuk AC Volt, ke angka yang lebih tinggi dari batas
ukur, misal ke angka 250 Volt.
5. Tempelkan colok yang satu ke + dn yang lain ke - karena yang akan diukur
arus arusnya bolak-balik.
6. Pada waktu mengukut ini misalnya jarum penunjuk menunjuk angka 220, ini
6. Pada waktu mengukut ini misalnya jarum penunjuk menunjuk angka 220, ini
berarti tegangan PLN disitu 220 Volt. Tentu saja skala yang dipakai adalah
yang batas kiri 0 dan batas kanan 250.
CARA MENGUKUR TEGANGAN DC
Untuk mengukur tegangan DC secara prinsip tak ubahnya dengan AC . Hanya perlu diperhatikan kabel colok alat ukur harus disambung/ditempelkan pada kutub dari sumber tegangan. Langkah-langkah pengukuran, adalah sbb :
1. Perlu diperhatikan Batas Ukur, Pencolok merah (+) dan pencolok hitam (-) ,
CARA MENGUKUR TEGANGAN DC
Untuk mengukur tegangan DC secara prinsip tak ubahnya dengan AC . Hanya perlu diperhatikan kabel colok alat ukur harus disambung/ditempelkan pada kutub dari sumber tegangan. Langkah-langkah pengukuran, adalah sbb :
1. Perlu diperhatikan Batas Ukur, Pencolok merah (+) dan pencolok hitam (-) ,
kutub positip ( + ) dan kutub negati ( - ).
2. Arahkan saklar menunjuk ke DC Volt. Pengukuran yang dikerjakan dalam
2. Arahkan saklar menunjuk ke DC Volt. Pengukuran yang dikerjakan dalam
keadaan arus mengalir (pengukuran dinamis), Saklar pada angka 10.
3. Waktu mengadakan pengukuran, colok merah (+) ditempatkan pada (+) dan
3. Waktu mengadakan pengukuran, colok merah (+) ditempatkan pada (+) dan
colok hitam (-) ditempatkan pada (-).
4. Yang dibaca adalah skala 0-10. Misalnya menunjuk angka 1,5 , ini artinya
4. Yang dibaca adalah skala 0-10. Misalnya menunjuk angka 1,5 , ini artinya
tegangan arus = 1,5 Volt. Kalau saklar kita arahkan pada angka 50, maka
saklar yang dibaca skala 0 - 50.
MENGUKUR KUAT ARUS DC
Untuk mengukur kuar arus dalam suatu rangkaian harus dalam keadaan terbuka.Langkah-langkahnya sbb :
1. Alat ini hanya dapat digunakan untuk menukur kuat arus DC saja. Kuat arus
MENGUKUR KUAT ARUS DC
Untuk mengukur kuar arus dalam suatu rangkaian harus dalam keadaan terbuka.Langkah-langkahnya sbb :
1. Alat ini hanya dapat digunakan untuk menukur kuat arus DC saja. Kuat arus
DC biasanya kecil. Karena itu alat ini hanya mencantumkan angka
pengukuran sampai 500 mA.
2. Mengukur kuat arus DC dilakukan dengan cara sambungan seri dengan alat
2. Mengukur kuat arus DC dilakukan dengan cara sambungan seri dengan alat
pemakai, misalnya lampu pijar. Saklar penunjuk diarahkan pada DC mA
dengan memperhatikan batas ukur. Dipilih misalnyaangka 25.
3. Disini kita mengukur dalam keadaan hubungan terbuka. Karena itu putuskan
3. Disini kita mengukur dalam keadaan hubungan terbuka. Karena itu putuskan
hubungan.
4. Tempelkan colok merah pada kutub positip (+) dan colokhitam (-) pada kutub
4. Tempelkan colok merah pada kutub positip (+) dan colokhitam (-) pada kutub
negatip (-).
5. Baca skala, jarum menunjuk pada angka berapa. itulah hasil pengukurannya.
5. Baca skala, jarum menunjuk pada angka berapa. itulah hasil pengukurannya.
BAB V
CARA KERJA
Ø Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling kanan (V/Ohm). Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yang berkapasitas 3,7V.
Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt -- (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas + dan -) AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya. Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yg DC Volt – Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yang tertera pada bagian DC Volt tsb.
DC Volt -- (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas + dan -) AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya. Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yg DC Volt – Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yang tertera pada bagian DC Volt tsb.
Contoh:
200mV artinya akan mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt
200mV artinya akan mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt
2V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 2 Volt
20V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 750V
Gunakan skala yang tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V. Maka hasilnya akan akurat misal terbaca : 3,76 Volt. Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 (pertanda overload/ melebihi skala) Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun tidak akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V saja (1digit belakang koma) Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya akan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan lsg tanpa koma)
Setelah object pengukuran sudah ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan pengukuran dengan menempelkan kab el merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil pengukurannya. Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dengan Multitester Analog. Jika kabel terbalik jarum akan mentok kekiri.
Setelah object pengukuran sudah ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan pengukuran dengan menempelkan kab el merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil pengukurannya. Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dengan Multitester Analog. Jika kabel terbalik jarum akan mentok kekiri.
NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze, dan bisa dicatat hasilnya.
Ø Menggunakan Multitester sebagai pengukur kapasitas Condensator
Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867).
Kondensator kini juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini.
Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya.
Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", seperti bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor (capacitor).
Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", seperti bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor (capacitor).
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).
Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm² yang artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad (µF), jadi 1 µF = 9 x 105 cm².
Satuan-satuan sentimeter persegi (cm²) jarang sekali digunakan karena kurang praktis, satuan yang banyak digunakan adalah:
* 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)
* 1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)
* 1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
* 1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
* 1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)
Langkah pengukuran :
1. Pilih Skala bagian F dan pilih skala yg sesuai.
2. maka nilai yg tampil adalah nilai kapasitas kondensator tsb dgn satuan Farad atau Mikro Farad (10 pangkat -6) atau Nano Farad (10 pangkat -9) atau Piko Farad (10 pangkat -12) Farad.
3. Menggunakan Multitester Digital sebagai Pengukur Jalur (Kontinuitas)
a. Pilih Skala Buzzer, yang ada icon Sound atau ada LED nya. Jika kabel
a. Pilih Skala Buzzer, yang ada icon Sound atau ada LED nya. Jika kabel
tester Merah dan hitam ditempelkan langsung maka Multitester akan
berbunyi pertanda jalur OK. Tanpa hambatan (<50 Ohm).
b. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur Power ON dari IC
UEM kaki P7 ke Switch On off. Tempel salah satu kabel (bebas yg mana aja) ke kaki Switch ON Off, satu lagi ke kaki IC UEM P7 atau capasitor terdekatnya. Jika bunyi maka pertanda jalur bagus dan terhubung. Jika tidak bunyi, coba apakah sudag benar letak pengukurannya. Jika sudah dipastikan jalur putus dan harus di jumper.
Ø Menggunakan Multitester sebagai pengukur arus rangkaian
1. Pindahkan kabel merah ke 20A. Dan kabel hitam tetap di COM (ground).
Dipilih lobang 20A karena akan mengukur arus yg > 0,2 A.
Misalnya akan mengukur arus pengisian battere. Salah satu cara antara lain salah satu kabel charger dipotong.
Misalnya akan mengukur arus pengisian battere. Salah satu cara antara lain salah satu kabel charger dipotong.
2. Kabel ditempelkan ke kabel merah & kabel hitam Multitester. Lakukan pengukuran saat ponsel dicharger. Misalnya nilai yg tertera 0,725 berarti arus pengisian sebesar 0,725 A alais 725 mA. Atau mencabut Sekring (Fuse) lalu tempelkan masing kabel ke masing-masing kutub sekring pada PCB. Lalu ukur hasilnya.
Mengukur Batere Lithium Original atau Palsu.
1. Kabel Merah tetap di 20A, kabel hitam di GND.
2. Skala tetap di 20A
3. Tempel kabel Merah di + batere
4. Tempel kbl hitam di – batere
5. lihat hasil yg muncul :
Jika secara refleks, menunjuk ke angka tertentu dan kembali ke Nol, pertanda Batere Lithium asli.
Jika hasilnya menunjuk ke angka tertentu, dan stabil. Pertanda Batere Lithium palsu, dan segera cabut kabel dari Batere. Karena Batere akan menjadi panas.. karena didalamya tidak ada rangkaian pengontrolnya.
Untuk Batere lithium asli, walaupun kbl ditempel terus ke batere, tdk masalah...
Makanya sering ponsel panas atau bahkan meledak saat dicharging. Karena menggunakan Batere Lithium palsu, yang tidak ada rangkaian pengontrolnya. Sehingga saat batere penuh, sensor BTEMP tidak bekerja. Maka batere yang telah penuh tersebut akan terus terisi sehingga menjadi panas panas dan akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan pada ponsel, atau bahkan bisa saja batere menjadi kembung dan dapat meledak.
Untuk Batere lithium asli, walaupun kbl ditempel terus ke batere, tdk masalah...
Makanya sering ponsel panas atau bahkan meledak saat dicharging. Karena menggunakan Batere Lithium palsu, yang tidak ada rangkaian pengontrolnya. Sehingga saat batere penuh, sensor BTEMP tidak bekerja. Maka batere yang telah penuh tersebut akan terus terisi sehingga menjadi panas panas dan akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan pada ponsel, atau bahkan bisa saja batere menjadi kembung dan dapat meledak.
BAB VI
KALIBRASI
1. Mula-mula saklar multimeter diputar ke atas. Tanda panah ke atas tepatnya R x Ohm
2. Kalibrasi sampai jarum multimeter menunjukkan angka nol tepat saat dua colok (+) dan colok (-) dihubungkan. Putar adjusment untuk menyesuaikan.
REFRENSI:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar